Konsep Dasar Media Pembelajaran
KONSEP
DASAR MEDIA PEMBELAJARAN
1.
Pengertian
Media Pembelajaran
Dalam bahasa
Arab kata media disebut pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Wilbur
Schram (1982) berpendapat bahwa media adalah Information carying technologies
that can be used for instruction……. The media instruction, consequently are
extensions of the teacher. Menurutnya media adalah teknologi pembawa pesan yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan
dari guru. Pengertian yang dikemukakannya tidak jauh beda dengan pengertian
yang dikemukakan oleh Asociation of Education Comunication Technology (AECT),
yang mana media diartikan dengan segala bentuk dan saluran yang dapat
dipergunakan untuk proses penyalur pesan. Dari kedua pendapat tersebut dapat
dipahami bahwa media adalah berkaitan dengan perantara yang berfungsi
menyalurkan pesan dan informasi dari sumber yang akan diterima oleh si penerima
pesan yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Selain dua
pendapat di atas seperti yang dikemukakan, masih ada beberapa pendapat lain
yang memberikan pengertian yang berbeda. Gagne (1970) menyatakan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar. Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai
perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Jadi
televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan,
bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media
tersebut membawa informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud
pengajaran maka media tersebut disebut media pengajaran. Pendapat lainnya,
yaitu Yusuf Hadi Miarso membatasi pengertian media dengan segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Selain pengertian yang telah
disebutkan di atas, terdapat pengertian media yang lebih luas. Sebagaimana
dikemukakan oleh Gerlach dan Ely media adalah “ A medium, conceived is any
person, material or event that establishs condition which enable the lerner to
acquire knowledge, skill, and attitude.” Menurut Gerlach secara umum media itu
meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi dalam
pengertian ini media bukan hanya perantara seperti TV, radio, slide, bahan
cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau
kegiatan semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi, dan lain sebagainya
yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa,
atau untuk menambah keterampilan.
Dari beberapa
pengertian yang telah di sebutkan di atas dapat dipahami bahwa; Pertama, para
ahli membatasi pengertian media dengan; orang, bahan, tekhnologi, sarana, alat,
dan saluran atau berupa kegitan yang dirancang untuk terjadinya proses belajar.
Kedua, para ahli membatasi pengertian media dengan; Pesan atau informasi, yang
dibawa atau disampaikan melalui hardware sebagaimana tersebut di atas. Batasan ketiga,
bahwa pesan yang dibawa diperuntukan sebagai perangsang terjadinya proses
belajar (bahan ajar).
Untuk lebih
jelasnya, dapat diberikan contoh sederhana seperti berikut ini: pesawat
televisi yang tidak mengandung pesan/bahan ajar belum bisa disebut media
pembelajaran, itu hanya peralatan (hardware) saja. Agar dapat disebut sebagai
media pembelajaran maka pesawat televisi tersebut harus mengandung informasi,
pesan atau bahan ajar yang akan disampaikan. Ada pengecualian, apabila anda
misalnya saja menggunakan pesawat televisi sebagai alat peraga untuk
menerangkan tentang komponen-komponen yang ada dalam pesawat televise dan cara
kerjanya. Maka pesawat televisi yang anda gunakan tersebut dapat berfungsi
sebagai media pembelajaran
2. Macam-Macam
Media Pembelajaran
Menurut Syaiful Bahri Djamaroh dan S.
Aswan Zain dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar menyebutkan macam media
yaitu:
a.
Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke
dalam:
1)
Media auditif adalah media yang hanya
mengandalkan kemampuan suara, seperti: radio, cassette recorder, piringan
hitam.
2)
Media visual adalah media yang hanya
mengandalkan indera penglihatan.
3)
Media audio visual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsure gambar.
a)
Audio Visual Diam media yang dapat
menampilkan suara dan gambar diam, seperti film bingkai suara (sound slides),
film bingkai suara, cetak suara.
b)
Audio visual gerak adalah media yang
dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan
video cassette.
b.
Dilihat dari daya liputnya, media oleh
Syaiful Bahri,dkk. dalam buku Strategi Belajar Mengajar, dibedakan:
1)
Media dengan daya liput yang luas dan
serentak
2)
Media dengan daya liput yang terbatas
oleh ruang dan tempat.
3)
Media untuk pengajaran individual
c.
Dilihat dari bahan pembuatannya media
dibagi dalam:
1)
Media sederhana adalah media yang bahan
dan alat pembuatannya mudah diperoleh dan harganya murah. Cara pembuatannya
mudah dan penggunaannya tidak sulit.
2)
Media kompleks adalah bahan dan alat
pembuatannya sulit diperoleh serta magal harganya, dan penggunaannya pun
memerlukan ketrampilan yang memadai.
Pengelompokan
berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi menurut
Seels dan Glasgow dalam Azhar Arsyad di bagi dalam dua kategori luas yaitu
pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir:
a.
Pilihan Media tradisional
1.
Visual diam yang diproyeksikan
2.
Visual yang tak diproyeksikan
3.
Audio
4.
Penyajian Multimedia
5.
Visual dinamis yang diproyeksikan
6.
Cetak
7.
Permainan
8.
Realita
b.
Pilihan Media Teknologi Mutakhir
1.
Media berbasis telekomunikasi
2.
Media berbasis mikroprosesor
3. Pemilihan
Media Pembelajaran
Terkait dengan
semakin beragamnya media pengajaran, Raharjo mengatakan pemilihan media
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip. Yaitu; (a) Kejelasan maksud dan
tujuan pemilihan media; apakah untuk keperluanhiburan, informasi umum,
pembelajaran dan sebagainya, (b) Familiaritas media, yang melibatkan
pengetahuan akan sifat dan ciri-ciri media yang akan dipilih, dan (3) Sejumlah
media dapat diperbandingkan karena adanya beberapa pilihan yang kiranya lebih
sesuai dengan tujuan pengajaran.
Banyak
penelitian diadakan mengenai media pembelajaran mana yang paling sesuai untuk
tujuan tertentu, dan hasil penelitian menunjukan bahwa; 1) Tidak setiap media
pengajaran dapat dimanfaatkan untuk mencapai sembarang tujuan pengajaran, 2)
Semua media pengajaran dapat membantu guru dalam melaksanakan satu atau beberapa
fungsi dalam pengajaran, seperti mengisahkan, mengontrol/mengecek, memberikan
penguatan dan mengadakan evaluasi. Bahkan ada kemungkinan, media itu mengambil
alih fungsi itu misalnya film yang mengisahkan proses pertumbuhan sel.
Lebih lanjut
Winkel mengatakan bahwa pemilihan media disamping melihat kesesuiannya dengan
tujuan intruksional khusus, materi pelajaran, prosedur didaktis dan bentuk
pengelompokan siswa, juga harus dipertimbangkan soal biaya (cost factor), ketersediaan
peralatan waktu dibutuhkan (avaibility factor), ketersediaan aliran listrik, kualitas
teknis (technical cuality), ruang kelas, dan kemampuan guru menggunakan media
secara tepat (technical know-how).
Sejalan dengan
pendapat di atas, Profesor Ely seperti yang dikutif Arief S. Sadiman dalam
kuliahnya di Fakultas Pasca Sarjana Malang tahun 1982 mengatakan bahwa
pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwasanya media
merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun
tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa,
strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan
sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.
Dalam hubungan
ini Dic dan Carey (1978) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan
perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu: pertama ketersediaan sumber
setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada
sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua adalah
apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan
fasilitasnya. Ketiga adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan
media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya bisa digunakan di
manapun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah
dijinjing dan dipindahkan.
Yusufhadi Miarso
menyatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan guru dalam penggunaan media secara
efektif adalah mencari, menemukan, dan memilih media yang memenuhi kebutuhan
belajar anak, menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan kematangan dan
pengalamannya serta karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajarnya.
Karaketristik ini antara lain adalah kematangan anak dan latar belakang
pengalamannya serta kondisi mental yang berhubungan dengan usia
perkembangannya.
Selain masalah
ketertarikan siswa terhadap media, keterwakilan pesan yang disampaikan guru
juga hendaknya dipertimbangkan dalam pemilihan media. Setidaknya ada tiga
fungsi yang bergerak bersama dalam keberadaan media. Pertama¸ fungsi stimulasi
yang menimbulkan ketertarikan untuk mempelajari dan mengetahui lebih lanjut segala
hal yang ada pada media. Kedua, fungsi mediasi yang merupakan perantara antara
guru dan siswa. Dalam hal ini, media menjembatani komunikasi antara guru dan
siswa. Ketiga, fungsi informasi yang menampilkan penjelasan yang ingin
disampaikan guru.
Dengan
keberadaan media, siswa dapat menangkap keterangan atau penjelasan yang
dibutuhkannya atau yang ingin disampaikan oleh guru. Fungsi stimulasi yang
melekat pada media dapat dimanfaatkan guru untuk membuat proses pembelajaran
yang menyenagkan dan tidak membosankan. Kondisi ini dapat terjadi jika media
yang ditampilkan oleh guru adalah sesuatu yang baru dan belum pernah diketahui
oleh siswa baik tampilan fisik maupun yang non-fisik. Selain itu, isi pesan
pada media tersebut hendaknya juga merupakan suatu hal yang baru dan atraktif, misalnya
dari segi warna maupun desainnya. Semakin atraktif bentuk dan isi media,
semakin besar pula keinginan siswa untuk lebih jauh mengetahui apa yang ingin
disampaikan guru atau bahkan timbul keinginan untuk berinteraksi dengan media
tersebut.
Daftar
Pustaka
Bahri, S. (2006). Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Danim. (1995). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mahnun, N. (2012). Media Pembelajaran. Kajian terhadap
Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasita dalam Pembelajaran,
27-28.
Rusyan. (1993). Penuntun Belajar yang Sukses.
Jakarta: Nine Karya.
Sarea, S. (2014, September Senin). Wawasan Pendidikan.
Retrieved Maret Selasa, 2018, from Jenis-Jenis Media Pembelajaran:
https://www.wawasanpendidikan.com/2014/09/jenis-jenis-media-pembelajaran.html
Susilana, R. (2007). Media Pembelajaran, hakikat
pengembangan, pemanfaatan dan penilaian. Bandung: Wacana Prima.
Komentar
Posting Komentar